Senin, 19 Mei 2008

ITB Kurangi Kuota SNMPTN

BANDUNG, (PR).-Institut Teknologi Bandung (ITB) akan mengurangi kuota penerimaan mahasiswa melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2008 . Tahun ini, ITB hanya menerima 1.080 mahasiswa melalui SNMPTN, berkurang sekitar 600 kursi dari kuota tahun sebelumnya.
Sementara tiga PTN lainnya, yakni Universitas Padjadjaran (Unpad), Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), dan Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati (SGD) masih menyediakan kuota yang sama dengan tahun sebelumnya. Unpad menerima mahasiswa jalur SNMPTN sekitar 3.800 orang, UPI sebanyak 2.415 mahasiswa, dan UIN SGD menerima 640 mahasiswa.
Wakil Rektor Bidang Akademik ITB yang juga Ketua Panitia Lokal (Panlok) SNMPTN Bandung, Adang Surahman, mengatakan, pengurangan jalur SNMPTN itu dikarenakan banyaknya peminat yang ingin masuk melalui jalur mandiri ITB. "Bukan karena kami memilih yang lebih komersial, tetapi memang karena peminatnya banyak. Tidak mungkin kami tolak," kata Adang pada konferensi pers di Gedung Anex ITB, Jln. Tamansari Bandung, Kamis (15/5).
Selain mengurangi kuota SNMPTN, ITB pun berencana menaikkan SPP mahasiswa berkisar 7-10 persen untuk mengimbangi inflasi. "Kami perkirakan SPP mahasiswa baru berkisar Rp 2,5 juta. Tapi, saya informasikan bahwa di ITB tidak ada uang pangkal. Ada juga SDPA, itu pun tidak untuk mahasiswa SNMPTN. Kalaupun ada, besarannya disesuaikan dengan kemampuan. Tidak menyumbang juga tidak apa-apa bagi mahasiswa SNMPTN," ungkapnya.
Pembantu Rektor IV UPI Chaedar Alwasilah mengatakan, secara keseluruhan UPI menerima 6.750 mahasiswa melalui beberapa jalur, termasuk PMDK yang tahun ini dialokasikan untuk 1.000 mahasiswa. "Itu belum termasuk program pascasarjana yang kuotanya mencapai 1.000 mahasiswa," tuturnya.
Humas UPI Andhika Dutha mengatakan, jalur SNMPTN merupakan jalur dengan porsi terbesar dalam penerimaan mahasiswa UPI. "Sebanyak 60 persen masih dari SNMPTN. Sisa kursi 40 persen terbagi untuk dua jalur lain, yaitu penelusuran minat dan kemampuan (PMDK), serta ujian mandiri (UM)," katanya.
Mengenai biaya masuk, Andhika menuturkan, besarannya relatif sama antara PMDK dengan SNMPTN yakni berkisar Rp 4 juta - Rp 5 juta, sudah termasuk SPP, dana pengembangan lembaga (DPL) , biaya registrasi, biaya praktikum, dan biaya kemahasiswaan sekitar Rp 170.000,00 yang dikelola Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM).
"Mereka yang lulus masuk UPI lewat jalur PMDK harus registrasi pada 2 dan 3 Juli mendatang. Kalau tidak registrasi ulang, maka kuota yang disediakan untuk setiap prodi sebanyak 10-30 orang itu dianggap mengundurkan diri," katanya.
Untuk jalur UM, komponen DPL Rp 9 juta - Rp 15 juta tergantung jenis prodi yang dipilih, ditambah komponen biaya lain yang sama besarnya seperti biaya di dua jalur lainnya. "DPL tidak seberapa besar dibanding biaya operasional kampus. Nantinya, pada masing-masing prodi, dana itu akan dikelola untuk percepatan pelembagaan prodi dan juga diporsikan untuk subsidi silang," katanya.
Pembantu Rektor I Unpad Hussein H. Bahti mengatakan, kuota SNMPTN Unpad masih sama dengan tahun sebelumnya. Unpad pun, belum berencana menaikkan SPP. "Kalau di Unpad namanya BPP, kisarannya Rp 2 juta. Mungkin sekitar Rp 6 juta kalau ditambah dana pengembangan," katanya.
Pembantu Rektor III UIN SGD H.I. Nurol Aen juga mengatakan, UIN tidak akan menaikkan SPP, apalagi baru dinaikkan beberapa waktu lalu. "Nanti didemo lagi kalau dinaikkan," ungkapnya. (A-157/CA- 172)***PIKIRAN RAKYAT