Senin, 12 Mei 2008

Rektor Undip: Jalur Resmi Nasional Hanya SNMPTN

SEMARANG, SENIN- Jalur resmi masuk Perguruan Tinggi Negeri yang dilakukan secara nasional hanya melalui Seleksi Nasional Mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri atau SNMPTN. Hingga kini, sebanyak 56 Perguruan Tinggi Negeri di seluruh Indonesia telah berkomitmen memakai SNMPTN.
"Termasuk Universitas Indonesia, Universitas Sumatera Ut ara, dan Universitas Hasanuddin. Sejak kesepakatan para rektor untuk tidak lagi menggunakan Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) beberapa waktu lalu, SNMPTN merupakan seleksi masuk satu-satunya secara nasional," jelas Rektor Universitas Diponegoro (Undip) Prof Susilo Wibowo di Kota Semarang, Jawa Tengah, Senin (12/5). Undip juga merupakan koordinator wilayah tengah yang meliputi Jateng, DIY, dan Kalimantan.
Sebelumnya, Ketua Regional II Perhimpunan Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB), Prof Eko Budihardjo menyatakan, Ujian Masuk Bersama SPMB akan digelar di lima Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Untuk sementara, PTN yang sepakat menggunakan jalur Ujian Masuk Bersama yakni Universitas Indonesia, Universitas Sumatera Utara, Universitas Negeri Jakarta, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, dan Universitas Hasanuddin Makassar.
Menurut Prof Eko, kesanggupan kelima PTN tersebut menggunakan SPMB dilandasi pengalaman Perhimpunan SPMB dalam menyelenggarakan ujian masuk secara nasional. Pendaftaran UMB akan dimulai dari tanggal 27 Mei hingga 4 Juni 2008. Hasilnya akan diumumkan 21 Juni 2008.
Menanggapi hal tersebut, Prof Susilo menilai, pelaksanaan Ujian Masuk Bersama (UMB) SPMB tidak lebih dari sekadar seleksi internal universitas. Hanya saja, pe laksanaan ujian masuk tersebut diselenggarakan secara serentak dan saling berkoordinasi antar lima universitas tersebut.
"Jadi jangan mengatasnamakan SPMB secara nasional. Sudah jadi keputusan bersama dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional, bahwa pelaksanaan seleksi nasional hanya SNMPTN," jelas Prof Susilo.
Mengenai permohonan permintaan soal kepada Pehimpunan SPMB, Prof Susilo membenarkan hal tersebut. Namun, permintaan soal tersebut hanya sebatas informasi. Undip, misalnya, tetap akan menggunakan soal-soal yang diproduksi secara mandiri.
"Bahkan, awalnya, Perhimpunan SPMB meminta biaya Rp 5,4 miliar untuk delapan paket soal. Setelah Dikti memberi ultimatum, akhirnya mereka (Perhimpunan SPMB) memberi empat paket soal gratis," kata Prof Susilo. (A05)